Halaman

Minggu, 04 November 2012

BERCAKAP-CAKAP SECARA SOPAN DENGAN MITRA BICARA DALAM KONTEKS BEKERJA



JUDUL     : BERCAKAP-CAKAP SECARA SOPAN DENGAN MITRA  BICARA DALAM KONTEKS BEKERJA.

BAB I
A.  PENDAHULUAN
1.1    LATAR BELAKANG
Penyampaian bahasa Indonesia dalam berkomunikasi sangat penting untuk membentuk percakapan yang sopan dan sesuai dengan kaidah yang berlaku. Perlu juga diperhatikan bahwa komunikasi dalam berbahasa Indonesia dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu formal dan nonformal yang penempatannya, waktu, situasi maupun lawan bicara harus disesuaikan, apakah harus memakai bahasa Indonesia yang formal, semiformal ataupun nonformal. Formal disini Biasanya diungkapkan kepada lawan bicara yang memiliki derajat maupun usia yang lebih tinggi serta dapat juga diucapkan dalam kondisi formal seperti rapat dengan menggunakan bahasa yang baku. Semiformal sendiri penggunaan bahasa yang dimaksud yaitu berbahasa Indonesia tidak terlalu berpatokan pada bahasa yang baku namun juga memakai bahasa yang tidak baku. Sedangkan nonformal Percakapan dalam bentuk ini diucapkan kepada lawan bicara yang biasanya memiliki derajat dan umur yang sama dengan menggunakan bahasa yang tidak baku. Dizaman sekarang penempatan berbahasa terutama dilingkup formal ini sudah tidak berada dalam penempatan bahasa yang seharusnya. Dimana penggunaan bahasa nonformal dipakai disaat dalam situasi formal. Sebagai contoh pada saat seorang anak muda menyampaikan salam ataupun bercakap-cakap dengan orang yang memiliki usia lebih tinggi, justru penggunaan bahasa yang digunakan itu adalah nonformal, nonformal sendiri semestinya dipakai kepada orang yang memiliki usia yang sama seperti kepada seorang teman. Sudah jelas bahwa hal ini menyimpang dan perlu dibenahi agar sesuai dengan penempatan, waktu, situasi maupun lawan bicara sehingga bahasa Indonesia dalam berkomunikasi dapat dikatakan benar dan tepat.


2.1  RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah yang perlu dicari pemecahannya yaitu sebagai berikut :
1.        Apakah penggunaan bahasa Indonesia dalam berkomunikasi masih diterapkan secara benar baik dalam situasi, waktu maupun lawan bicara yang diajak berkomunikasi.
2.        Apakah penerapan dan penempatan bahasa Indonesia dalam berkomunikasi secara benar dan tepat dapat meningkatkan kaidah berbahasa Indonesia yang baik dan benar?

3.1  TUJUAN
 Sesuai dengan latar belakang dan rumusan masalah diatas, maka adapun tujuannya yaitu:
1.        Menerapkan berbahasa Indonesia dalam bercakap-cakap dengan tepat dan benar agar dapat memperoleh pesan komunikasi yang efektif dan memuaskan.
2.        Dapat membedakan aspek situasi, waktu, tempat, dan hubungan pembicara mitra atau kawan bicaranya, misalnya, saat membuka percakapan, saat menyampaikan pesan, dan ketika akan menutup pembicaraan dalam penempatan yang benar apakah itu formal ataupun nonformal.













BAB II
A.    PEMBAHASAN

2.1  PEMBAHASAN
1.    PILIHAN KATA ATAU UNGKAPAN UNTUK MEMULAI PERCAKAPAN
Proses penyampaian bahasa Indonesia dalam berkomunikasi secara lisan dapat dilakukan dalam dua cara, yaitu secara langsung dan tidak langsung. Secara langsung maksudnya berhadapan atau bertatap muka dengan mitra bicara dan tidak langsung maksudnya adalah dengan menggunakan sarana seperti telepon, dunia maya atau media komunikasi yang lainnya. jenis penyampaian bahasa Indonesia dalam berkomunikasi terbagi menjadi 2 yaitu formal dan nonformal
            Agar dapat terjadi hubungan komunikasi timbal balik yang sesuai dengan tujuan komunikasi, segala hal yang berkaitan dengan proses komunikasi harus diperhatikan. Unsure utama dalam komunikasi adalah bagaimana seseorang dapat menggunakan bahasa yang baik dan tepat. Selain itu perlu dipertimbangkan pula situasi, waktu, tempat dan lawan bicara. Misalnya saat membuka percakapan, saat menyampaikan pesan dan ketika menutup percakapan. Hal ini biasanya mempengaruhi pilihan kata dan ungakapn yang digunakan dalam percakapan.

Contoh Untuk memulai percakapan dalam situasi formal biasanya menggunakan ungkapan sebagai berikut :
1.      Selamat pagi.
2.      Selamat malam
3.      Selamat siang
4.      Om swastiyastu
5.      Salam sejahtera bagi kita semua

Ucapan pembuka dengan sapaan sebagai berikut
1.      Yang terhormat…
2.      Para siswa yang saya cintai
3.      Bapak-bapak dan ibu ibu serta hadirin yang saya hormati
·         Ungkapan pembuka lewat telepon dalam bentuk formal :
1.      Selamat pagi, bisa bicara dengan…
2.      Selamat siang, bisa bicara dengan…
·         Ungkapan atau salam pembuka pada percakapan ditelepon dalam bentuk nonformal :
1.      Hallo, … ada?
2.      Hallo, gimana kabarnya

2 .  SALAM DAN UNGKAPAN DALAM MENGAKHIRI PERCAKAPAN
            Ketika akan mengakhiri percakapan biasanya seseorang akan menegaskan hal-hal pokok yang berkaitan dengan materi pembicaraan yang dianggap penting untuk diingat atau dilakukan kepada lawan bicaranya. Selanjutnya baru akan menyampaikan ucapan pembicaraan.
            Saat akan mengakhiri percakapan, biasanya pembicara mengucapkan hal-hal seperti dibawah ini :
1.      Menegaskan kembali hal yang penting dari topic yang telah dibicarakan agar tetap diingat atau tidak lupa untuk dilakukan.
·           Dalam situasi formal contohnya :
a.       Jadi, jangan lupa nanti petang dating kerumah saya
b.      Sebelum mengakhiri diskusi ini, saya ingatkan kembali…
c.       Demikian yang bisa saya sampaikan, ingat…
·           Dalam situasi nonformal contoh :
a.        udah dulu ya, dan ingat besok…
b.      Oke, jadi kan besok?
c.       Sip deh, jadi kita besok berangkat…

2.      Mengucapkan terimakasih
·           Dalam bentuk formal contohnya :
a.       Atas perhatian dari bapak dan ibu berikan kepada saya, saya ucapkan terimakasih
b.      Terimakasih atas waktu yang diberikan
c.       Terimakasih atas bantuan yang diberikan
·           Dalam bentuk nonformal contohnya :
a.       Thank.
b.      Makasih banyak
c.       Makasih udah bantuin aku
3.      Permintaan maaf
·           Dalam bentuk formal
a.       Saya mohon maaf jika terdapat kata-kata yang tidak berkenan dihati
b.      Sebelumnya kami mohon maaf atas…
c.       Mohon dibukakan pintu maaf jika ada kesalahan ucapan
·           Dalam situasi nonformal contohnya :
a.       Maafin ya kalo ada salah ucap
b.      Maaf yaa…
4.      Ungkapan perpisahan serta harapan
·         Dalam bentuk formal contohnya :
a.       Selamat jalan, semoga anda sampai ditujuan
b.      Selamat tinggal, semoga kita bertemu lagi
c.       Sampai berjumpa dalam kesempatan yang lain
·         Dalam bentuk nonformal contohnya :
a.       Sampai nanti ya…
b.      Dada…
c.       Bye…
5.      Menutup percakapan dengan salam penutup. Salam penutup biasanya disesuaikan dengan salam pembuka atau berdasarkan waktu.
·           Dalam bentuk formal contohnya :
a.       Om santih,santih,santih om
b.      Selamat malam
c.       Selamat pagi
d.      Selamat sore
·      Dalam bentuk nonformal contohnya :
a.       Met siang
b.      Met malam
c.       Siaaang

3.    PENERAPAN POLA GILIR DALAM PERCAKAPAN SECARA AKTIF
            Dalam percakapan terkadang terjadi pola satu arah diakibatkan oleh seseorang mendominasi pembicaraan. Agar percakapan dapat berlangsung dengan merata dalam arti setiap orang yang terlibat percakapan mendapat giliran yang sama dalam berbicara, dapat diterapkan system pola gilir. Penerapan pola gilir dapat dilakukan dengan cara melermparkan pertanyaan.
Beberapa contohnya yaitu :
a.       Menurut pandangan kamu bagaimana?
b.      Mungkin ada yang memiliki gagasan lain?
c.       Saya yakin ada yang mempunyai pendapat yang lebih baik.
d.      Bagaimana menurut pendapat anda.

4.    MENGALIHKAN TOPIK PEMBICARAAN SECARA HALUS
            Dalam suatu percakapan baik formal, semi formal maupun nonformal, pengalihan pembicaraan ketopik lain biasa terjadi. Hal ini bisa diakibatkan karena adanya keterkaitan antara satu masalah terhadap masalah lainnya atau satu topic terhadap topic lainnya. dalam suatu pembicaraan, pengembangan gagasan atau meluasnya pembicaraan kepada pokok pembicaraan yang lain masih dianggap wajar jika tetap pada pokok persoalan yang sedang dibahas.
            Proses pengalihan topic pembicaraan bisa disadari dan juga tidak disadari. Jika memang harus dilakukan, pengalihan topic dapat dilakukan secara halus dan satun agar tidak menganggu kenyamanan proses percakapan yang tengah berlangsung.
·           Pengalihan topic dalam bentuk formal  dapat dilakukan dengan ungkapan berikut:
a.       Mungkin ada kaitannya dengan…
b.      Mungkin agak menyimpang, tetapi…
c.       Persoalan ini berkaitan juga dengan masalah…
·           Sedangkan berikut dalam bentuk nonformal :
a.       Waaah makin seru kalau kita becara soal…
b.      Boleh tau gimana pandanganmu tentang…
pengalihan topic dalam suatu diskusi bisa saja menyimpang dari pokok persoalan semula. Jal ini tidak boleh dibiarkan. Jika anda seorang moderator, anda harus bisa mengembalikan pembicaraan yang menyimpang tersebut kembali pada topic pembicaraan yang sebenarnya dengan mengucapkan :
a.       Maaf, pertanyaan langsung kepokok permasalahan
b.      Saya ingatkan kembali bahwa topic pembicaraab kita adalah…

5.   MENGUNGKAPKAN PERBEDAAN PENDAPAT SECARA HALUS
            Perbedaan pendapat antar pembicara baik dalam diskusi atau dalam semiformal sudah biasa terjadi. Tidak setiap orang selalu menyetujui pendapat bicaranya. Masing-masing orang memiliki pandangan atau pemikiran sendiri. Tetapu perbedaan pendapat itu tidak boleh memicu konflik. Perbedaan pendapat dapat semakin member wawasan yang lebih luas tentang suatu pokok permasalahan. Setiap perbedaan pendapat harus dihormati dan disikapi secara santun.
Menyanggah pendapat yang berbeda dengan pendapat kita dapat dilakukan secara halus dengan menggunakan panduan seperti berikut.
1.      Berikan permohonan maaf terlebih dahulu
2.      Berikan kesan mendukung gagasan yang akan disanggah sebelum menyertakan kekurangannya
3.      Ungkapkan kekurangan dengan perkataan halus seperti “kurang” atau belum
4.      Ungkapkan kekurangan pendapat mitra bicara dengan alas an yang logis










BAB III
PENUTUP
3.1          KESIMPULAN
Dari pembahasan tersebut dapat disimpulkan :
Proses penyampaian bahasa Indonesia dalam berkomunikasi secara lisan dapat dilakukan dalam dua cara, yaitu secara langsung dan tidak langsung. jenis penyampaian bahasa Indonesia dalam berkomunikasi terbagi menjadi 2 yaitu formal dan nonformal. Unsure utama dalam komunikasi adalah bagaimana seseorang dapat menggunakan bahasa yang baik dan tepat. Selain itu perlu dipertimbangkan pula situasi, waktu, tempat dan lawan bicara. Misalnya saat membuka percakapan, saat menyampaikan pesan dan ketika menutup percakapan. Hal ini biasanya mempengaruhi pilihan kata dan ungakapn yang digunakan dalam percakapan apakah akan menggunakan bahasa formal, semiformal, maupun nonformal. Saat akan mengakhiri percakapan, biasanya pembicara melakukan hal-hal seperti di bawah ini.
-            Menegaskan kembali yang hal penting dari apa yang telah dibicarakan agar tetap diingat atau tak lupa untuk dilakukan.
-            Mengucapkan terima kasih.
-            Permintaan maaf.
-            Ungkapan perpisahan serta harapan.
-            Menutup percakapan dengan salam penutup.
            Agar percakapan dapat berlangsung dengan merata dalam arti setiap orang yang terlibat percakapan bisa berbicara, dapat diterapkan sistem pola gilir dengan cara melemparkan pertanyaan supaya mitra bicara yang lain mendapatkan kesempatan. Pengalihan topik tetap harus
secara santun dan halus agar tak mengganggu kenyamanan proses percakapan yang tengah berlangsung. Dalam suatu percakapan baik formal, semiformal maupun nonformal, pengalihan pembicaraan ke topik lain biasa terjadi. Hal ini bisa diakibatkan karena adanya keterkaitan antara satu masalah terhadap masalah lainnya atau satu topik terhadap topik lainnya. Perbedaan pendapat di antara pembicara baik pada forum diskusi atau situasi semiformal wajar terjadi. Menyampaikan pendapat yang berbeda atau menyanggah pendapat orang lain yang berbeda dengan pendapat kita dapat dilakukan secara halus.


3.2               SARAN
-         Sebaiknya penerapan berbahasa yang sopan dalam bercakap-cakap sesuai dengan bahasan materi diatas, karena sesuai dengan cara bercakap-cakap dengan benar dan sopan, baik dalam situasi formal maupun nonformal.